Kreativitas nelayan Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya terbatas sering melahirkan inovasi unik, salah satunya kapal dari mesin Beat. Modifikasi ini menggunakan mesin sepeda motor Honda Beat untuk menggantikan mesin kapal konvensional. Alasannya jelas: harga mesin kapal cukup mahal, sementara mesin motor relatif murah, mudah didapat, dan suku cadangnya berlimpah.
Di berbagai daerah pesisir, terutama di Jawa dan Sulawesi, nelayan kecil telah banyak menggunakan mesin Beat untuk menggerakkan kapal fiber atau kayu berukuran kecil. Inovasi ini bukan hanya bentuk adaptasi, tapi juga solusi alternatif yang efisien bagi mereka yang membutuhkan sarana melaut dengan biaya terjangkau. Artikel ini akan membahas mengapa kapal dari mesin Beat menjadi pilihan, cara modifikasi dasarnya, serta kelebihan dan kekurangannya.
Mengapa Mesin Beat Dipilih?
Honda Beat adalah salah satu motor matic paling populer di Indonesia. Populasinya besar, spare part melimpah, dan biaya perawatan relatif murah. Selain itu, mesin Beat berkapasitas sekitar 110 cc dianggap cukup bertenaga untuk mendorong kapal kecil di perairan tenang atau dekat pantai.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan lebih dari 20 juta unit Honda Beat beredar di Indonesia. Jumlah ini menjadikan mesin Beat mudah ditemukan, baik dalam kondisi baru maupun bekas. Tidak heran jika banyak bengkel pesisir mencoba memanfaatkannya sebagai mesin penggerak kapal kecil.
Cara Modifikasi Mesin Beat Menjadi Mesin Kapal
Membuat kapal dari mesin Beat tidak sekadar memindahkan mesin motor ke buritan. Ada beberapa tahapan teknis agar mesin bisa bekerja maksimal di lingkungan laut:
1. Melepas Mesin dari Rangka Motor
Mesin Beat dipisahkan dari bodi motor. Komponen penting seperti karburator, CDI, dan kipas pendingin tetap dipertahankan.
2. Pembuatan Dudukan Mesin
Dudukan mesin dibuat khusus di bagian buritan kapal. Biasanya menggunakan besi hollow atau baja ringan yang dilapisi anti karat. Dudukan harus kokoh menahan getaran dan beban mesin.
3. Modifikasi Sistem Transmisi
Karena mesin Beat menggunakan CVT (Continuously Variable Transmission), diperlukan adaptasi agar tenaga bisa disalurkan ke baling-baling. Umumnya digunakan puli tambahan atau gearbox sederhana untuk menurunkan putaran mesin.
4. Pemasangan Poros dan Baling-Baling
Poros baling-baling dipasang menembus buritan kapal. Baling-baling berdiameter 6–8 inci sering dipilih karena sesuai dengan tenaga mesin Beat. Sambungan poros harus rapat agar tidak bocor dimasuki air laut.
5. Sistem Pendingin
Mesin motor umumnya menggunakan pendingin udara. Di laut, pendinginan bisa ditambah dengan sirip atau pompa air laut sederhana agar mesin tidak cepat panas.
6. Uji Coba di Perairan Tenang
Sebelum dipakai melaut, kapal harus diuji coba di sungai atau teluk. Uji ini penting untuk memastikan transmisi, pendinginan, dan daya dorong bekerja dengan baik.
Kelebihan Kapal dari Mesin Beat
Menggunakan mesin Beat sebagai penggerak kapal kecil punya sejumlah keuntungan nyata:
-
Biaya Murah – Mesin Beat bekas bisa didapat dengan harga 2–4 juta rupiah, jauh lebih murah dibanding mesin kapal tempel (outboard) yang bisa mencapai puluhan juta.
-
Suku Cadang Melimpah – Spare part Honda Beat tersedia hampir di semua bengkel motor di Indonesia.
-
Hemat Bahan Bakar – Mesin 110 cc relatif irit, bisa menempuh jarak lebih jauh dengan konsumsi bensin minim.
-
Perawatan Mudah – Teknisi motor biasa pun bisa memperbaikinya, tidak harus ke bengkel perkapalan.
-
Ramah untuk Pemula – Cocok untuk nelayan pemula atau penghobi yang menggunakan kapal kecil di perairan dangkal.
Kekurangan Kapal dari Mesin Beat
Namun, tentu ada keterbatasan yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan kapal dari mesin Beat:
-
Tenaga Terbatas – Mesin Beat hanya cocok untuk kapal kecil dengan beban ringan, tidak bisa untuk kapal besar atau membawa muatan berat.
-
Ketahanan di Laut – Mesin motor tidak didesain untuk lingkungan asin. Korosi bisa lebih cepat terjadi jika tidak dilapisi anti karat.
-
Pendinginan Kurang Optimal – Mesin motor berbasis pendinginan udara kurang ideal untuk operasional lama di laut.
-
Modifikasi Rumit – Tidak semua bengkel bisa melakukan adaptasi transmisi dan dudukan dengan presisi.
-
Legalitas – Beberapa daerah belum mengakui mesin modifikasi ini dalam registrasi kapal resmi.
Studi Kasus: Nelayan Pesisir Jawa Tengah
Di daerah pesisir Jepara, nelayan kecil menggunakan kapal fiber 3–4 meter dengan mesin Beat bekas. Dengan biaya modifikasi sekitar Rp6–8 juta, mereka bisa membuat kapal berfungsi cukup baik untuk mencari ikan di sekitar pantai.
Hasilnya, pengeluaran operasional berkurang hingga 40% dibanding menggunakan mesin tempel 15 PK. Meski tidak bisa melaut jauh, solusi ini cukup membantu kebutuhan sehari-hari.
Tips Agar Mesin Beat Awet di Kapal
-
Lapisi mesin dengan cat anti karat atau pelumas khusus agar tahan air laut.
-
Gunakan baling-baling yang sesuai (diameter kecil, pitch rendah) agar mesin tidak bekerja terlalu berat.
-
Rutin bilas mesin dengan air tawar setelah digunakan di laut untuk mengurangi korosi.
-
Jangan memaksakan kapal dengan muatan berlebih.
-
Periksa transmisi dan poros baling-baling sebelum setiap berlayar.
Kapal dari mesin Beat adalah bukti kreativitas nelayan Indonesia dalam mencari solusi murah dan efisien. Dengan biaya rendah, perawatan mudah, dan konsumsi bahan bakar hemat, modifikasi ini bisa menjadi alternatif bagi kapal kecil di perairan dangkal.
Meski demikian, ada keterbatasan tenaga, ketahanan, dan legalitas yang perlu diperhatikan. Untuk penggunaan harian skala kecil, kapal dari mesin Beat terbukti membantu, terutama bagi nelayan tradisional yang ingin menghemat biaya tanpa kehilangan mobilitas.